Badak. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki
Merdeka.com - Pohon Langkap (Arenga obtusifolia) yang invasif dan menekan pertumbuhan tanaman pakan badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di kawasan konservasi Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, mengancam keberlangsungan populasi satwa endemik tersebut.
"Pohon ini termasuk tumbuhan invasif. Sejenis palem, tetapi keberadaannya sangat mengganggu ekosistem lingkungan di Ujung Kulon. Populasinya menekan tumbuhan yang jadi pakan badak di sana," kata Kepala Lab Morfologi, Anatomi dan Sitologi Tumbuhan Pusat Penelitian Biologi LIPI Sunaryo, seperti dikutip dari Antara, Jumat (12/9).
Karena termasuk tumbuhan invasif atau merugikan ekosistem di sekelilingnya, kata Sunaryo yang juga peneliti Tanaman Invasif, maka wajar jika saat ini populasi badak jawa semakin sedikit.
"Memang dampak keberadaan pohon Langkap bukan langsung ke badak, tapi menekan ke tumbuhan pakan hewan itu. Pohon ini bisa mematikan populasi tumbuhan pakan badak. Akibatnya badak di sana kesulitan untuk mencari makanan," katanya.
Menurut dia, saat ini populasi pohon Langkap yang tingginya bisa mencapai 10 meter di Taman Nasional Ujung Kulon sudah mencapai 30 persen.
"Pertumbuhan mereka sangat cepat, salah satunya dikarenakan biji dari tumbuhan ini terbawa oleh burung-burung di sana," kata dia.
Keberadaan populasi pohon ini, lanjut dia, sudah mencapai Bukit Honje Taman Nasional Ujung Kulon. Ia mengatakan, sebenarnya pohon ini habitat aslinya ternyata berasal dari Pulau Sumatera.
"Namun bagaimana bisa masuk ke kawasan konservasi Taman Nasional Ujung Kulon, kami belum mengetahuinya secara pasti," kata Sunaryo.
Pihaknya belum menemukan cara yang paling efektif untuk mengatasi populasi pohon langkap yang ada di kawasan konservasi tersebut.
"Sampai sekarang ini belum bisa, memang beberapa percobaan telah kami lakukan untuk mengatasi populasi pohon ini namun ternyata belum bisa atau hasilnya tidak maksimal," ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh MERDEKA.COM : 12 September 2014
Sumber : http://www.biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=3&id_berita=612
Sumber : http://www.biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=3&id_berita=612